Penawaran Penerapan Knowledge Management studi kasus PT. PMI

WEB PORTAL SOLUTION

Penentuan User

penentuan user

Rancangan System

perancangan systemModel System

  • Registrasi User
  • Input Medical Record
  • Input Pemeriksaan Laboratorium
  • Input Resep Obat
  • Memonitor History Data Kesehatan
    • Medical Record
    • Hasil Laboratorium
    • Resep Obat
  • Data Pemeriksaan Laboratorium
  • Data Pemesanan Obat
  • Transaksi Pembayaran Tagihan Medis
  • Perhitungan Biaya Medis
  • Pemrosesan Klaim Asuransi
  • Konsultasi Online
  • Pendaftaran Konsultasi Online
  • Proses Konsultasi Online
  • Tagihan Biaya Konsul Online
  • Pembayaran Tagihan
  • Fasilitas untuk
    • Cek Agenda Pasien
    • Mengedit Personal Data Pasien

References :

DAFTAR PUSTAKA
[1] COMMISSION OF THE EUROPEAN COMMUNITIES, “E-Health – making healthcare better for European citizens: An action plan for a European e-Health Area”
[2] Marconi, Jennifer, “E-Health : Navigating the Internet for Health Information”, http://www.hipaadvisory.com
[3] T-Systems Enterprise Services GmbH, “White Paper Healthcare Industry in Germany”, http://www.t-systems.com
[4] Meyers, Jim, 2002, ”E-Health-An Industry Overview”, http://www.depts.washington.edu
[5] McAvoy, Brian Prof., June 2004, ”General Practice and The New Zealand Health Reforms : a discussion document”
[6] Brebner, Campbell dkk, “Electronic Medical Consultation : a New Zealand Perspective”
[7] Faure, Hélène, “E-health in France : A short presentation”
[8] Cermin Dunia Kedokteran No. 153, 2006, “Informatika Kedokteran : Beberapa strategi e-Health Dunia”
[9] Irawan, Yoke S., dkk, Mei 2006, “Sistem Telemedika Berbasis ICT dalam Pengelolaan Masalah Kesehatan Masyarakat”
[10] Pikiran Rakyat Online, 2003, “Pemerintah Susun ”Cyber Law”, www.gerbang-jabar.go.id
[11] Mediatama Solusindo, “Mailing list Dokter di Internet”,
[12] Suara Pembaruan Daily, “Seminar e-health Indonesia-Malaisya”

Penerapan Knowledge Management Studi Kasus di Salah Satu Unit Organisasi LIPI

Latar Belakang

  • Diperlukan perubahan paradigma organisasi dari resource- based menjadi knowledge-based
  • Pengembangan SDM dan knowledge sharing (berbagi knowledge) dikalangan karyawan
  • knowledge management adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai saling
    berbicara, yang sekarang populer dengan label learning organization.

Manfaat
Adanya OKMS yang merupakan penerapan KM dengan memberdayakan ke empat fungsi yaitu :

  • using knowledge
  • finding knowledge
  • creating knowledge
  • packaging knowledge

Membangun Organizational Knowledge Management Systems (OKMS) memerlukan enam tahap siklus knowledge yaitu :

  • menciptakan knowledge
  • menangkap knowledge
  • menyaring knowledge
  • menyimpan knowledge
  • mengelola knowledge
  • mendesiminasikan knowledge
  • menciptakan knowledge lagi, dan seterusnya

Banyak organisasi belum / tidak mengetahui potensi knowledge (knowledge + pengalaman) tersembunyi yang dimiliki oleh masing-masing karyawannya. Riset Delphi Group menunjukkan bahwa knowledge dalam organisasi tersimpan dalam struktur :

  • – 42 % dipikiran (otak) karyawan;
  • – 26 % dokumen kertas;
  • – 20 % dokumen elektronik;
  • – 12% knowledge base elektronik.

Untuk memaksimalkan sharing knowledge antar karyawan diperlukan :

  1. proses mengoleksi, mengorganisasikan, mengklasifikasikan, dan mendiseminasikan knowledge ke seluruh unit kerja
  2. kebijakan
  3. menggunakan ICT yang tepat untuk menangkap knowledge yang terdapat di dalam pikiran individu
  4. adanya suatu lingkungan untuk pengembangan aplikasi expert systems
  5. analisis informasi dalam databases, data mining atau data warehouse
  6. mengidentifikasi kategori knowledge
  7. mengkombinasikan pengindeksan, pencarian knowledge dengan pendekatan semantics atau syntacs,
  8. mengorganisasikan dan menyediakan know-how yang relevan, kapan, dan bilamana diperlukan, mencakup proses, prosedur, paten, bahan rujukan, formula, best practices, prediksi dan cara-cara memecahkan masalah.
  9. memetakan knowledge (knowledge mapping) secara on-line atau off-line, memberikan pelatihan, dan memberikan perlengkapan akses ke knowledge.

Dalam merancang sistem knowledge management diperlukan empat komponen, yaitu:

  1. Aspek Manusia
  2. Proses
  3. Teknologi
  4. Content (isi)

OKMS

Keuntungan Enterprise Knowledge Portal (EKP) :

  1. Gambaran organisasi yang konsisten
  2. Kemampuan mengelola dan mencari informasi
  3. Akses langsung ke informasi dan sumber daya organisasi
  4. Hubungan langsung ke laporan-laporan,dan pertanyaan-pertanyaan,
  5. Hubungan langsung ke data yang dibutuhkan dan keahlian seseorang
  6. Identitas individu dan akses ke isi/subyek (content) yang dapat dipersonalisasi.

Penerapan Model OKMS sebaiknya melalui pendekatan stok dan alur knowledge yang merupakan karakteristik dari OKMS :

  • Stok knowledge adalah sesuatu yang telah diketahui yang dapat berupa database atau perpustakaan, organisasi/institusi, tersebar di seluruh organisasi/institusi dalam berbagai kantor, filling cabinets, rak buku (bookshelves), dsb atau ada di kepala karyawan.
  • Sedangkan Alur knowledge  adalah supaya knowledge dapat bermanfaat (menyebar ke manapun dalam organisasi).

Daftar Pustaka

  • Abell, Angela dan Nigel Oxbrow (2001). Computing with Knowledge: The Information Professional in the Knowledge Management Age. London: Library  Association Publication.
  • Bell, Housel (2001). Measuring and Managing Knowledge, McGraw-Hill, Singapore.
  • Davenport, Thomas H and Prusak,L(1998). Working Knowledge : How Organizations Manage What They Know. Boston: Harvard Business School Press.
  • Davidson, Carl & Philip Voss (2003). Knowledge Management : An Introduction to creating :  Competitive Advantage from intellectual capital, Vision Books, New Delhi, India.
    Housel, Thomas J and Arthur H.Bell (2001). Measuring and Managing Knowledge. Boston: Mc Graw-Hill International Edition.
  • Kling, Rob (2000). “Learning about Information Technology and Social Change: the Constribution of Social Informatics”. The Information Society, Vol.16, No.3, pp 217-232.
  • Malhotra, Yogesh (2000). “ From Information Management to Knowledge Management: Beyond the “Hi-Tech Hidebound’ Systems” dalam K. Srinantaiah dan MED Koenig (ed). Knowledge Management for the Information Professional. Medford, N.J: Information Today, Inc. pp:37-61.
  • Nonaka, Ikujiro and Takeuchi, Hirotaka (1995). The Knowledge- Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford: Oxford University Press.
    Setiarso, Bambang (2005). “ Knowledge Sharing in Organizations: models and mechanism”.
  • Kualalumpur (Malaysia) : Special Library Conference (Slib 2005), May 15-17, 2005.p 14.
    Setiarso, Bambang (2005). Strategi Pengelolaan Knowledge untuk Meningkatkan Daya Saing UKM. Proceeding Seminar Ilmiah Nasional PESAT 2005. Jakarta: Universitas Guna Darma, Vol. 1 – Agustus 2005, 9 hal.
  • Subagyo, H. 2006, “Metodologi Pengukuran Peranan Forum Diskusi dalam Proses Berbagi Knowledge; Kasus Intra PDII-LIPI”, Diklat Peneliti Tingkat I, Juli 2006.
  • Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari IlmuKomputer.Com.

BABY SITTER AND HOUSE MAID ONLINE ORDER

TUGAS S2MMSI

Mata Kuliah Internet Business Strategy and Management

Albert                         0932201453
Eko Mulyanto         0932201434
Shirli Permata M    0932201472

Overview

  • Penyedia jasa pembantu dan pengasuh anak
  • Konsep berbasis online
  • Tiap customer memiliki kebebasan untuk menentukan dan memilih
  • Menawarkan konsep one stop solution untuk jasa pembantu dan pengasuh anak

Latar Belakang

  • Banyak penyedia jasa pembantu dan pengasuh anak yang kurang terpercaya dan kurang berkualitas
  • Banyak konsumen yang membutuhkan jasa pembantu / pengasuh anak
  • Banyak konsumen yang kesulitan dalam memilih pembantu /pengasuh anak

Kompetitor

  • Untuk di Indonesia, belum ada penyedia jasa pembantu dan pengasuh anak secara online.
  • Untuk skala international, kompetitornya Sittercity.com yang bertempat di Amerika. http://www.sittercity.com/

BUSINESS PREVIEW

  • Market luas
  1. Penduduk Jakarta 9.558.198 juta orang (BKKBN, 2010)
  2. Pertumbuhan 135.000/th
  3. Jumlah KK (asumsi): 955.820
  4. Data GaKin (DinKes DKI): 180.666
  5. Potential Market: 775.154
  • Sistem jasa per hari (min 6 hari), per bulan, dan per tahun
  • Membuka kantor secara fisik
  • Klasifikasi SDM, berdasarkan kemampuan dan pengalaman kerja:
  1. Maid Terbaik(>5th) dan Maid Baik (3-5th)
  2. Baby Sitter Terbaik(>5th) dan Baby Sitter Baik (3-5th)
  • Pelatihan berkala (sertifikasi)
    Bekerja sama dengan penyedia jasa serupa

SWOT

http://www.xikat.com/shop/maidnbabysit

MaidnBabysitReference :

1. http://www.sittercity.com

2. Humphrey, Albert , SWOT Analysis

PERANAN LEADERSHIP DALAM PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DENGAN CASE STUDY NUTRIFOOD

TUGAS MATA S2MMSI

KULIAH KM – KELOMPOK 1

Albert (0932201453)

Eko Mulyanto (0932201434)

Shirli P.M.(0932201472)

Latar belakang

  • Berdiri tahun 1979
  • Memproduksi dan memasarkan makanan dan minuman
  • Menjangkau lebih dari 30 negara di dunia

Tiga Pilar

  • Produk dan layanan berkualitas
  • Manajemen yang berkualitas
  • Program yang melibatkan stakeholder

Komitmen

  • Konsumen
  1. Makanan sehat dan nikmat
  2. Produk bermutu dan terpercaya
  • Mitra bisnis
  1. Profesional
  2. Standar kualitas
  3. Inovasi
  4. Membangun merk global
  • Karyawan
  1. Investasi
  2. Kepuasan profesi
  • Kontribusi positif pada masyarakat

Kondisi sistem IS/IT yang baik

  • ERP
  • Business Intelligence
  • Helpdesk System
  • E-mail server
  • Portal intranet

Organizational learning

  • Learning Forum
  • Sharing knowledge
  • Nutrifood Business Course
  • Program Orientasi Karyawan

Proses eksternalisasi belum berjalan

  • Dokumentasi belum rapi
  • Knowledge masih berada di dalam karyawan
  • Gagal mengidentifikasi knowledge penting

Dampak

  • Hilangnya knowledge penting
  • Lambatnya proses pembelajaran
  • Tidak ada standard

Kebutuhan Knowledge Management System

  • Knowledge karakteristik area
  • Sistem rotasi salesman
  • Pindahnya karyawan-karyawan kunci

Pembangunan KMS

  • Respon divisi promosi sangat baik
  • Persetujuan dari pimpinan perusahaan
  • Sebagai salah satu strategic plan

Tantangan – people

  • Kurangnya komitmen stakeholder
  • Eksternalisasi knowledge
  • Mencari core knowledge
  • Mendesain KMS yang baik dan menarik

Membangun perasaaan pentingnya KM pada stakeholder, terutama para pimpinan perusahaan.

  • Mengidentifikasi akar masalah, keperluan bisnis dan peluang yang ada:
  1. Sesi business review di bulan Jan 2010
  2. “Apa yang membuat satu brand bisa segitu larisnya di Sulawesi?
  3. ”Hanya ada satu orang yang dapat menjelaskan

Membentuk koalisi yang kuat

  • Membuat sebuah tim yang kuat untuk mengadakan perubahan
  • Mendorong kelompok bekerja sebagai tim
  • Penerapan :
  1. Tim terdiri dari HOD Promosi, HRD, IT, maupun orang-orang yang dapat mendorong KM
  2. Pertamuan berkala 2 minggu sekali untuk mereview progess
  3. Project Charter

Membuat Visi

  • Membuat visi untuk mengarahkan perubahan
  • Menentukan strategi untuk mencapai visinya
  • Penerapan:
  1. Visi untuk mengarahkan dan mengendalikan penerapan KM
  2. Visi yang dibuat harus jelas dan terjangkau

Mengkomunikasikan visi

  • Gunakan setiap hal (kendaraan) untuk mengkomunikasikan visi dan strategi
  • Mengajarkan perilaku dengan menjadi contoh
  • Penerapan:
  1. Pengenalan dan pelatihan konsep KM
  2. Seminar-seminar yang membahas keuntungan KM

Mendorong yang lain untuk bertindak sesuai dengan visi

  • Menghilangkan halangan yang merintangi visi
  • Merubah sistem atau struktur yang menghalangi terjadinya perubahan
  • Mendorong untuk mengambil resiko, hal yang tidak biasa, dan melakukannya
  • Change management
  1. Change agent
  2. Stake holder profiles, Commitment Continuum, Profile strategies, Tactical plan, Feedback

Merencanakan dan membuat target jangka pendek

  • Merencanakan kinerja yang dapat diukur
  • Menciptakan improvement
  • Menerapkan sistem reward bagi yang terlibat dalam improvement
  • Penerapan:
  1. Pilot project
  2. Sistem pengukuran KPI
  3. Reward bagi yang mendukung penerapan KM

Terus mengembangkan improvement

  • Evaluasi sistem dengan merubah, membuat aturan-aturan baru untuk meningkatkan kredibilitas sistem
  • Mengangkat, mempromosi, dan mengembangkan karyawan yang mendukung perubahan dan berjalan sesuai dengan visi

Memasukkan KM kedalam culture perusahaan

  • Mengartikulasikan perilaku baru dengan keberhasilan organisasi
  • Penerapan:
  1. Memasukkan dalam SOP
  2. Memasukkan dalam Policy

Kesimpulan

  • Leadership dalam perusahaan sangatlah penting
  • Komitmen dari stakeholder sangat dibutuhkan
  • Merubah culture dan kebiasaan membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama
  • Diperlukan sebuah leadership dan strategi yang baik untuk dapat memenangkan komitmen dari para stakeholder

Saran

  • Knowledge Management ini dapat diperluas ruang lingkupnya di perusahaan
  1. Mencakup divisi-divisi lain
  2. Memperhatikan kebutuhan dan prioritas dari tiap divisi
  • Menerapkan E-Learning

Daftar Pustaka :

  • Davenport, T.H. and Prusak, L. (1998). Working knowledge: How Organisations Manage What They Know. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press.
  • Kuan-Tsae Huang, (1997) “Capitalizing Collective Knowledge for Winning, Execution and Teamwork”, Journal of Knowledge Management, Vol. 1 Iss: 2, pp.149 – 156
  • Mohamed Khalifa, Vanessa Liu, 2003, “Determinants of Successful Knowledge Management Programs”, Academic Conferences Limited.
  • Nahavandi, A. (2000). The Art and Science of Leadership. 2nd ed. New Jesley: Prentice Hall.
    Pemberton, J.D., Stonehouse, G.H. and Francis, M.S. (2002). Black and Decker – Towards a Knowledge-Centric Organization. Knowledge and Process Management. 9(3): 178-189.
  • Salleh, Y. and Goh, W.K. (2002). “Managing Human Resources Toward Achieving Knowledge Management”. Journal of Knowledge Management, 6(5): 457-468.
  • Santosus, M. and Surmacz, J. (2001). The ABCs of Knowledge Management. CIO.
  • Stankosky, Michael 2000. A Theoretical Framework. KM World. Special Millennium Issue.
  • Skyrme, D. and Amidon, D. (1997). The Knowledge Agenda. The Journal of Knowledge Management. 1(1): 27-37.
  • Quintas, P., Lefrere, P. and Jones, G. (1997). KM: A Strategic Agenda. Journal of Long ange Planning. 30(3): 385-391.
vDavenport, T.H. and Prusak, L. (1998). Working knowledge: How Organisations Manage What They Know. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press.
vKuan-Tsae Huang, (1997) “Capitalizing Collective Knowledge for Winning, Execution and Teamwork”, Journal of Knowledge Management, Vol. 1 Iss: 2, pp.149 – 156
vMohamed Khalifa, Vanessa Liu, 2003, “Determinants of Successful Knowledge Management Programs”, Academic Conferences Limited.
vNahavandi, A. (2000). The Art and Science of Leadership. 2nd ed. New Jesley: Prentice Hall.
vPemberton, J.D., Stonehouse, G.H. and Francis, M.S. (2002). Black and Decker – Towards a Knowledge-Centric Organization. Knowledge and Process Management. 9(3): 178-189.

QUALITY

Dalam persaingan global saat ini, kualitas product atau service dari suatu perusahaan mutlak untuk dijaga. Akan tetapi apakah suatu product atau service harus berkualitas dari berbagai sisi / dimensi? Untuk mengetahui lebih lanjut di dimensi mana kualitas dari suatu barang atau service, berikut teori dari David Garvin.

Menurut Finch, terdapat 5 pendekatan berbeda untuk mendefinisikan quality/kualitas yaitu:

  • Berdasarkan user / konsumen

Yang dimaksudkan disini, apakah produk /service tersebut sudah sesuai dengan fungsinya.

  • Berdasarkan manufactured / produksi

Yang dimaksud di sini, apakah produk /service tersebut sudah sesuai dengan spesifikasinya atau tidak.

  • Berdasarkan Transcendent

Yang dimaksud disini, apakah produk /service tersebut sudah sesuai dengan standard yang diberikan dan

memiliki kestabilan

  • Berdasarkan Nilai barang

Yang dimaksud disini, apakah produk /service tersebut sudah sesuai dengan  sesuai tidak dengan harga/

biaya yang dikeluarkan.

  • Berdasarkan Produk

Yang dimaksud disini, apakah produk /service tersebut sudah sesuai dengan nilai karakteristiknya.

Jadi berdasarkan teori diatas,  suatu product atau service tidak harus berkualitas dari berbagai sisi / dimensi. Hal ini dikarenakan dengan bedanya pendekatan, maka beda pula strategi dan standarisasi yang diberikan.

Reference :

1. Mohanty and Larhe, Handbook of Total Quality Management, p.155

2. Garvin, David 1990, Managing Quality: a discussion with David Garvin, Healthcare Forum Journal, September-October 1990, Vol. 33, #5

KM in Customer Approach

Terdapat perubahan dengan adanya KM dalam pendekatan terhadap customer.

Dahulu sudah umum konsumen mencari vendor/ distributor.

Sekarang dengan KM dalam strategy marketing, sales person mencari segmen2 yang masih belum terjangkau.

Contoh:  Sudah umum orang saat mau menabung dan mengajukan pinjaman modal usaha datang ke bank.

Sekarang salah satu bank nasional mengeluarkan produk, dimana ada staf bank yang mendatangi pedagang-pedagang di pasar-pasar tradisional. Sehingga mereka dapat membuka rekening, menyetor uang, membuka pinjaman dan membayar cicilan pinjaman dengan mudah.

Reference : http://www.danamon.co.id/id_simpanpinjam.php